Wellcome! Selamat datang di SmallSecret-info

Thanks You have visited my 'simple, small' Blog. Hope You All enjoyed.
Terimakasih anda telah berkunjung. Saya sadari sepenuhnya bahwa Blog ini JAUUUUUUUUUH dari sempurna. Meski begitu Harapan saya semoga bisa berguna bagi saya, Anda dan semua... amin.
SmallSecret.

Kamis, 24 Maret 2011

Anda Jauh lebih Beruntung (1)

ANDA JAUH LEBIH BERUNTUNG – Keturunan

Bila sedang diuji dan ditimpa masalah, kita merasa menjadi orang paling menderita di dunia, paling berat ujiannya dan jangkauan tangan Tuhan tak bisa kita raih.
Jeleknya manusia jadi lupa diri, lupa syukur dan lebih banyak mengeluh dan mengeluh yang justru menambah beban berat dari pikiran dan mengkomplekskan masalah yang dihadapi.
Artikel-artikel Anda Jauh Lebih Beruntung, semoga menginspirasi dan memberi semangat baru bagi Anda untuk kembali pada akal pikiran dan nurani dalam menjalani hidup ini. Kesadaran Anda lebih beruntung membawa kesyukuran dan keihlasan sehingga lebih ringan beban Anda. Insya Allah.



#Kisah Sari
Sari masih mengelus-elus keningnya yang memar dan mendapati luka gores dipipi akibat piring yang melayang tadi malam masih memerah, perih. Matanya pun masih sembab, setelah semalam ia kuras habis air matanya.
Setelah terlambat datang bulan sekitar 3 hari, sore kamarin Sari mendapat menstruasi. Begitu suami pulang kerja dan mengetahui hal itu, marahlah ia. Segala hinaan dan cacian meluncur dengan lancarnya dari mulut Suami Sari. Seluruh isi kebun binatang Ragunan tumopah ruah. Kata-kata Mandul dan Cerai bergema berulang-ulang ditengah tamparan-tamparan yang berkali-kali mendarat mulus dipipi dan lengan Sari. Lebih parah lagi sebuah piring melayang dan meski sempat refleks menghindar toh Sari terkena juga. Pecahan beling itu kini bahkan hanya menjadi saksi bisu pergolakan batin Sari yang semakin sesak dan tidak kuat.
Kejadian ini bukan untuk yang pertama kalinya. Perkawinan mereka kini memasuki bulan ke sembilan, dan kejadian semacam itu telah terjadi sejak 6 bulan perkawinan mereka. Dan meskipun setiap tanggalnya Sari telah menyiapkan mental, tetap saja ia merasa lebih sakit dan sakit. Saat-saat seperti ini ia tidak lagi dianggap sebagai manusia apalagi sebagai seprang istri.

# Nasib Dina
Lain lagi dengan kisah Dina. Usia perkawinan Dina dan suami yang bekerja sebagai PNS telah memasuki tahun ke-4. Keduanya belum juga dianugerahi momongan. Bahkan Dina dengan sukarela telah keluar dari pekerjaannya yang memberikan penghasilan lebih dari yang didapat suaminya, sejak setahun usia perkawinan mereka demi segera mendapatkan momongan. Kini ia hanya konsen dalam mengurus suami, keluarga, karena ia masih tinggal bersama Ibu mertuanya yang sudah sepuh,dan konsentrasi agar bisa cepat hamil.
Kesabaran manusia ada batasnya. Meski sesungguhnya sabar sejati hakikinya tak berbatas. Manusia hanyalah manusia yang selain punya akal pikiran juga terkadang dikuasai ego, emosi dan nafsu. Memasuki tahun kelima Suami dan Ibu Mertua, ditambah lagi dari Ipar-ipar perempuannya mulai meragukan Dina. Mereka semakin tak memperdulikan Dina lagi. Tuduhan Mandul padanya seolah menghalalkan segala tindak kasar, hinaan, cacian, makian pada Dina.
Dina bukannya pasrah pada nasib. Ia telah melakukan segala upaya. Pemeriksaan medis , terapi hamil yang ia tempuh hingga menghabiskan seluruh tabungannya saat bekerja dulu belum membuahkan hasil. Dan dokter hanya menyarankan sabar, sabar, dan sabar. Momongan adalah hak prerogatif Allah. Semua juga tahu itu, tapi kenapa tak ada yang dengan lapang dada mau menerimanya.
Kini ancaman percerain, dan dipoligami sudah dipelupuk mata. Dina benar-benar tidak berdaya. Ia tidak memiliki keluarga lagi. Bila pun harus pergi, pergi ke mana lagi? Bahkan ia juga tidak punya penghasilan sendiri. Seolah ia hanya numpang hidup di rumah suaminya sendiri. Ia pun hanya bisa pasrah apakah akan dicerai atau dipoligami.

# Derita Tari
Sejak belia Tari memang sering sakit-sakitan. Keluar masuk rumah sakit. Beberapa kali menjalani operasi. Bahkan sewaktu SMA ia hampir kehilangan kakinya akibat kecelakaan sepeda motor. Alhamdullillah Allah, meski agak nyeri hingga kini bila lama dipakai berjalan kakinya masih berfungsi dengan normal.
Mendaptakan Jodoh pun bukan perkara mudah bagi Tari. Ia sempat beberapa kali ditinggal menikah dengan pacarnya. Ada yang karena melihat kondisi Tari yang sakit-sakitan, ada yang karena keluarga Tari yang pas-pasan, bahkan ada yang hanya karena penghasilan Tari yang pas-pasan sebagai pegawai administrasi diperusahaan swasta. Tapi Allah tetap memberikan Anugerah seorang suami di usianya yang tidak muda lagi. Suami yang mau menerima dia apa adanya dan mencintai serta menjaganya.
Setahun usia pernikahan mereka, mereka belum dikarunia momongan. Tari pun gelisah. Mengingat usianya yang sudah tak muda lagi dan keinginan kuat membahagiakan suami dan keluarga dengan memberinya buah hati yang lucu. Mereka pun melakukan pemeriksaan ke dokter ahli sesuai saran saudara dan teman-teman karena sudah 1 tahun usia pernikahan. Tari terkejut dengan vonis Kista 9cm dan 7 cm yang menghalanginya untuk hamil. Selama ini ia bukannya tidak merasakan nyeri, panas, perih, dan sakit yang luar biasa saat menstruasi atau berhubungan dengan suami. Ia merasakan tapi mungkin sudah kebal dengan rasa sakit, panas dan perih itu. Kista itu harus diangkat agar memudahkan jalan pembuahan. Tari kembali pasrah, beberapa kali masuk ruang operasi tak membuatnya kebal justru ketakutan kian mencekam. Ia mencoba berbagai pengobatan alternatif, obat-obatan herbal dan mengikuti saran para ahli. Hasilnya nihil.
Dua tahun usia pernikahannya Tari mendapati vonis lagi dengan adanya endometriosis dalam rahimnya. Dan pelengketannnya sudah menyebar hampir diseluruh tubuh. Satu-satunya jalan hanya dengan diambil. Ia pun mengikuti anjuran doketer untuk menjalani pengambilan endometriosis dengan laparoscopy. Ia dan suami sudah tidak memikirkan lagi berapa biaya yang ia keluarkan untuk itu semua. Orang tua Tari telah menjual sawah untuk pengobatan putrinya, suami yang hanya berkerja serabutan pun telah merelakan sebagaian warisan dari orang tua untuk dijual. Gaji Tari hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari.
Usai menjalani laparoscopy, Tari dan Suami pun optimis kesempatan baru telah datang bagi mereka berdua. Dua bulan usai laparoscopy Tari mengeluh sakit yang sama, dan dokter menyarankan untuk diberikan suntikan agar endometriosisnya, pelengketan-pelengketan atau apalah namanya tidak menyebar. Suntikan itu ada 3 tahap, dan biaya untu sekali suntik sekitar satu juta rupiah. Suntikan pertama pun dilakukan. Bila selanjutnya bisa hamil maka tidak perlu melakukan suntikan berikutnya. Tari dan suami masih bersyukur karena masih ada kesempatan berhemat bila mereka bisa hamil. Dengan kondisi yang masih lemah dan tak berdaya pasca laparoscopy Tari pun berusaha maksimal agar bisa hamil. Sayang hingga batas waktu untu suntikan ke dua tiba ia belum juga hamil.
Dalam kondisi keuangan yang kian sulit dan keputusasaan akan kesembuhan mereka kembali berkonsultasi dengan dokter, terlebih rasa panas, nyeri dan sakit yang dialami, terlebih saat menstruasi kini kian menjadi-jadi.
Dokter mengatakan itu wajar dan menjadi keluhan hampir smeua pasien endometriosis. Dokter hanya bisa memberikan obat pengurang nyeri untuk mengurangi derita. Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan suntik KB untuk menghentikan menstruasi jadi tidak sakit. Dokter menjelaskan bla-bla-bla, dari A sampai Z, tapi pada intinya itu. Tari tidak mau suntik KB, Karena ia tetap ingin segera hamil. Biarlah ia harus menahan nyeri, panas dan perih diseputar rahimnya bila sedang menstruasi dan menelan pil pengurang rasa sakit bila terpaksa tidak mampu menahannya. AKankah selamanya begini? Apakah tidak berpengaruh pada kondisi faal tubuhnya bila ia terus mengkonsumsi obat-obatan itu? Seorang ahli medis pernah mengatakan bahwa lama-kelamaan bisa mengarah pada kemandulan.
Tari pun kian tak berdaya dengan vonis itu, Ia menjadi manusia yang tiada berguna dan hanya menjadi beban seumur hidup bagi suami dan kedua orang tuanya. Ia pun rela bila suami menceraikannya dan atau menikah lagi demi mendapatkan keturunan. Suaminya tidak mempedulikan hal itu dan tetap setia. Justru kesetian dan ketabahan sang suami kian memojokkannya.

Masih banyak kisah dan cerita lain.. semua ini realita hidup.
Sekarang tanyakan pada diri Anda. Apa pun dan Bagaimana pun masalah yang Anda alami. Pikirkan dan renungkan Anda pasti dan selalu Lebih beruntung. Syukuri dan resapi itu. Insya Allah ikhlas pun datang, dan tak ada kesia-siaan dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar