Wellcome! Selamat datang di SmallSecret-info

Thanks You have visited my 'simple, small' Blog. Hope You All enjoyed.
Terimakasih anda telah berkunjung. Saya sadari sepenuhnya bahwa Blog ini JAUUUUUUUUUH dari sempurna. Meski begitu Harapan saya semoga bisa berguna bagi saya, Anda dan semua... amin.
SmallSecret.

Rabu, 16 Maret 2011

Sastra Arab - Prosa

Sekilas  Menganai kegiatan menulis prosa dalam sastra Arab

Dalam dunia sejarah sastra Arab, sesungguhnya sudah ada kegiatan menulis prosa sudah dimulai saat dinasti Umayah berkuasa abad ke 8 M. Ini dapat dibuktikan dengan adanya karya besar Ali bi Abi Thalib, yakni Nahj Al Balaghah. Karya besar ini sebenarnya berbentuk prosa akan tetapi orang-orang Arab tidak berpandangan demikian. Prosa tidak begitu berkembang disebabkan, pada saat Dinasti Umayyah berkuasa, para penguasa terlalu menempatkan dan memposisikan bangsa Arab dalam kegiatan di bidang sastra dan intelektual sehingga mereka menganggap bahwa sastra Arab adalah sastra yang paling unggul dibanding dengan sastra-sastra lainnya.

Penulisan prosa tidak begitu berkembang karena bangsa Arab lebih berminat dan senang untuk menulis puisi dari pada prosa. Keadaan ini berubah saat peralihan kekuasaan dari Dinasti Umayyah ke tangan Dinasti Abbasiyah. Pada saat itulah prosa mengalami perkembangan dan kemajuan. Para khalifah Abbasiyah mulai memberikan kesempatan dan peluang kepada orang-orang non-Arab (‘Ajm) untuk ikut andil dalam kegiatan penulisan di bidang sastra dan intelektual. Hal ini tidak seperti yang terjadi pada masa dinasti Umayyah berkuasa, yang hanya memprioritaskan orang-orang Arab dalam kegiatan di bidang sastra.

Pada masa Abbasiyah, penulisan di bidang sastra mulai melibatkan orang non-Arab, yang sudah menguasai bahasa Arab, khususnya penulis Persia karena mereka telah lama mempunyai tradisi dalam sastra, khususnya dalam penulisan prosa yang kemungkinan dapat terus berkembang.
Ketika Dinasti Umayyah berkuasa, penulisan prosa berkembang begitu lambat karena hanya sebatas merekam, mencatat, dan mengumpulkan hadist-hadist Nabi serta peperangan yang terjadi saat itu. Penulisan prosa mulai berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Disebutkan bahwa sepanjang dinasti Abbasiyah, ada tiga jenis prosa yang berkembang saat itu. Yaitu, al-Qishas (kisah), al-Maqamat, dan al-Tawq’at.

Pertama al-Qishas adalah genre sastra yang belum pernah dikenal dalam tradisi jahiliyah walaupun mereka mempunyai cerita-cerita yang disampaikan secara lisan. Al-Qur’an sangat mendorong dan mempengaruhi karya ini. Misalnya kisah-kisah yang tercantum di dalamnya yakni, Qisah al-Anbiya atau kisah para Nabi, ada pula cerita berbingkai seperti Kalilah Wa Dimnah, dll.

Kedua, al-Maqamat yaitu himpunan cerita-cerita pendek. 

Ketiga, al-Tawq’at yaitu genre yang digemari hingga saat ini dan merupakan karangan yang ringkas dan indah bahasanya.Itulah tadi jenis-jenis prosa yang tidak dibahas secara detail. Namun dalam tulisan ini sedikit banyak hanya akan membahas salah satu contoh jenis prosa pertama yakni al-Qishas yang ditulis dalam bentuk fabel atau cerita berbingkai yaitu Kalilah Wa Dimnah oleh Ibnu Al-Muqoffa’. Walaupun karya tersebut adalah terjemahan dari karya Baidaba, filosof India, namun Ibnu Al-Muqoffa’ menjadikan karya tersebut begitu masyhur tanpa mengubah makna yang terkandung di dalam karya aslinya. Relevansi karyanya begitu menonjol dibanding karya penulis-penulis lain sezamannya. Karya tersebut begitu berpengaruh terhadap perkembangan sastra Arab dan juga terhadap sastra dunia. Karya ini merupakan prosa yang menggemakan nilai etis-moral dan religiusitas bagi masyarakat dan di dalamnya tidak hanya tersurat bacaan akan tetapi juga tersirat tuntunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar