Wellcome! Selamat datang di SmallSecret-info

Thanks You have visited my 'simple, small' Blog. Hope You All enjoyed.
Terimakasih anda telah berkunjung. Saya sadari sepenuhnya bahwa Blog ini JAUUUUUUUUUH dari sempurna. Meski begitu Harapan saya semoga bisa berguna bagi saya, Anda dan semua... amin.
SmallSecret.

Senin, 07 Maret 2011

Kebenaran bukan diukur dari Kebanyakan - Kajian Islam



Kebenaran bukan  diukur dari kebanyakan

Menengok QS Al Maidah :100
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."
Abdullah bin Masud pernah berkata kepada  para sahabatnya, “ sesungguhnya kalian hidup di suatu zaman, dimana kebenaranlah yang mengendalikan hawa nafsu. Namun kelak akan ada suatu zaman, dimana hawa nafsulah yang akan mengendalikan/menguasai kebenaran.



Apa yang beliau maksudkan apakah zaman seperti sekarang ini? Wallahu a’lam. Saat dimana hukum dan ajaran islam menjadi asing bagi para penganutnya. Orang yang berpegang teguh terhadap kebenaran justru dianggap nyleneh dan ekstrim. Sebaliknya para pecundang dianggap sebagai pahlawan, para pengumbar nafsu dijadikan panutan. Kebenaran menurut mereka bukan lagi diukur menurut apa yang telah Allah gariskan, tetapi menurut kecenderungan orang kebanyakan. Keburukan adalah segala yang dianggap buruk oleh kebanyakan orang. Yang halal adalah yang dianggap halal oleh sebagian besar manusia. Yang haram adalah yang dianggap haram menurut mereka. Begitu pun dalam mengukur yang ma’ruf dan munkar.

Ayat tersebut mengingatkan kepada orang yang berakal agar tidak mengukur baik buruknya sesuatu berdasarkan kecendurungan banyak orang . keburukan tidaklah berubah menjadi kebaikan dengan alsan banyak penggemar, banyak yang melakukan. Sesuatu yang haram juga lantas tidak menjadi halal dengan banyaknya orang  yang melakukan. Sebaliknya, baik dan benar tidak akan berubah statusnya menjadi buruk hanya karena sedikit yang melakukannya.

Saat ini rupanya arus kebanyakan menjadi ukuran kebenaran. Bahkan, menjadikan suara kebanyakan sebagai parameter  kebenaran itu seolah telah menjadi ideologi dunia. Ideologi dimana paham demokrasi yang meletakkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam segala aspek . Rakyat (kebanyakan- terbanyak) berhak menentukan halal dan haramnya suatu perkara semau mereka. Ini adalah suatu paham yang mengukur kebenaran semata-mata dari banyaknya suara. Semboyannya adalah vox populi vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Benarkah?

Bahkan jika yang dimaksud kebanyakan adalah mayoritas manusia, maka tidak kita dapatkan dalam al Qur’an melainkan menunjukkan  pada kualitas buruk.
“dan kebanyakan dari mereka tidak berakal” atau “ akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.”
Kalimat kebanyakan dalam al Qur’an juga identik dengan cupetnya nalar, latah, gampang terpengaruh, ceroboh, tidak berpikir secara jernih, mudah lalai dan lengah, ikut arus, mudah terprovokasi dan mudah digiring opininya. Orang “kebanyakan” adalah golongan orang yang tidak peka, tidak pandai mengambil pelajaran dan tidak bersyikur kepada Allah.

QS  Al Baqarah : 243
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.

QS  Al Anam : 116
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).


Yang benar biasanya sedikit.

Juga disindir dalam Al Qur’an bahwa yang sedikit itu belum tentu Salah dan Buruk. Bahkan terkadang yang sedikit itu justru baik.

QS Hud : 40
Hingga apabila perintah Kami datang dan permukaan bumi telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.

QS  Al Kahfi : 22
Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (ahli-ahli kitab pada jaman Nabi),  (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya." Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.

QS  Shaad: 24
 Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

Berkaca pada kehidupan saat ini apa yang terjadi? Apakah kebanyakan ‘yang banyak sianut’ saat ini Benar atau sebaliknya. Dan apakah kita harus tetap mencontoh ‘kebanyakan’ bila Akal dan nurani kita berkata ITU TIDAK BENAR. Wallahualam. Semoga Allah senantiasa menjaga kebenaran Iman kita, amin…


NB: Sori ya, blognya belum bisa menampilkan potongan ayat2 Al Qur’an (tulisan Arab). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar